Muja Balit Muleq Kaya di Dusun Lenek: Wujud Syukur atas Panen, Wabup KLU Ajak Jaga Tradisi Leluhur

LOMBOK UTARA – GET Inside tv.com — Kekayaan adat dan tradisi kembali memukau di Lombok Utara. Sebagai wujud syukur atas melimpahnya hasil panen, masyarakat Dusun Lenek, Desa Bentek, Kecamatan Gangga, menggelar ritual adat Meayu-Ayu Muja Balit Muleq Kaya Melbao Rahayu. Acara puncak dari ritual sakral ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, S.T., M.T., pada Senin (11/8).

Kehadiran Wabup Kus didampingi oleh Anggota DPRD Provinsi Sudirsah Sujanto, S.Pd.B., S.I.P., serta jajaran pejabat daerah lainnya. Turut hadir juga para Bhikkhu Sangha, tokoh adat, dan tokoh pemuda, yang menambah khidmat suasana.

Dalam sambutannya, Wabup Kus menyampaikan kebanggaannya atas tradisi yang masih lestari di KLU. “Kita patut berbangga, banyak sekali tradisi, adat, dan budaya yang ada di tengah masyarakat kita. Semoga kita bisa terus melakukan acara ini secara rutin setiap tahun sebagai warisan dan cara menjaga tradisi para leluhur,” tuturnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pengembangan lokasi ritual agar lebih layak dan nyaman. “Saya tahu masyarakat berharap agar lokasi ini bisa lebih baik. Hal ini tentunya akan membuat kegiatan adat kita lebih meriah dan nyaman,” kata Wabup Kus, memberikan sinyal dukungan dari pemerintah daerah.

Anggota DPRD NTB, Sudirsah Sujanto, menambahkan bahwa ritual adat ini adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia hasil panen di sawah dan kebun. “Apa yang sudah kita niatkan bersama akan mendapatkan berkah,” ucapnya.

Tradisi Sakral Pemujaan Leluhur

Tokoh Makrama Adat Giri Putra menjelaskan, tradisi ini memiliki makna pemujaan terhadap leluhur dan biasanya digelar pada musim panas sebagai syukuran. Rangkaian ritual berlangsung selama empat hari, dari tanggal 8 hingga 11 Agustus, dengan puncak acara yang ditandai dengan berbagai ritual unik.

“Kegiatan dimulai dari membersihkan tempat pemujaan, turun gong atau menurunkan gamelan, hingga puncaknya yaitu perang nasi dan perang topat,” jelas Giri Putra, memberikan gambaran detail tentang tradisi yang kaya makna ini.

Acara adat ini menjadi cerminan eratnya hubungan masyarakat Dusun Lenek dengan tradisi dan lingkungan sekitarnya. Melalui perayaan ini, nilai-nilai luhur dan semangat gotong royong terus diwariskan dari generasi ke generasi.(get-ris)

Share this content:

Post Comment

You cannot copy content of this page