

Gili Festival 2025 Perpaduan Budaya dan Wisata Alam Lombok Utara
Lombok Utara – GET Inside tv.com – Gili Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara sukses menarik perhatian ribuan wisatawan domestik maupun mancanegara. Acara puncak festival yang berpusat di Gili Air, Kecamatan Pemenang, ini ditandai dengan tradisi Mandi Safar atau Rabu Bontong, dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, serta Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI, Antonio Wasono Imam Prakoso. Festival tahunan ini tidak hanya menjadi ajang promosi pariwisata, tetapi juga perayaan budaya dan konservasi yang berhasil masuk dalam 110 Karisma Event Nusantara (KEN) 2025.

Antonio Wasono Imam Prakoso, menyampaikan, apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Utara atas konsistensi penyelenggaraan Gili Festival. Keberhasilan festival ini masuk dalam daftar KEN 2025 bersama tiga event lain dari NTB—Festival Rimpu Mantika, Festival Perang Topat, dan Alunan Budaya Desa Pringgasela—menjadi bukti pengakuan nasional terhadap potensi budaya dan pariwisata daerah. “Kami mengucapkan selamat, di mana Gili Festival ini juga berhasil masuk ke dalam 110 Karisma Event Nusantara (KEN) 2025,” ujar Antonio.

Wakil Bupati Lombok Utara, Kusmalahadi Syamsuri, menegaskan bahwa Gili Festival bukan sekadar acara seremonial, melainkan wujud rasa syukur atas karunia alam dan budaya yang diberikan. “Insyaallah kegiatan seperti ini akan kita laksanakan setiap tahun, untuk tahun depan diadakan di Gili Trawangan,” ungkap Wabup Kus, sembari menyampaikan rasa syukurnya atas penetapan Gili Festival dalam KEN 2025.

Festival yang berlangsung sejak 17 hingga 20 Agustus 2025 ini menargetkan kunjungan 3.000 hingga 3.500 wisatawan setiap harinya. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Denda Dewi Treni Budiastuti, SE, MM, mengungkapkan antusiasme masyarakat lokal yang tinggi dalam memeriahkan acara. “Rangkaian Gili Festival tahun ini sudah kita laksanakan sejak tanggal 17 sampai 20 Agustus, dan ternyata luar biasa. Keterlibatan masyarakat lokal begitu tinggi, semua ikut berpartisipasi dan memeriahkan acara,” jelas Denda Dewi.

Berbagai kegiatan seni dan budaya turut memeriahkan Gili Festival, mulai dari parade budaya, colour run, atraksi Peresean (permainan tradisional Sasak), hingga pameran kuliner khas Gili. Wisatawan mancanegara menunjukkan antusiasme luar biasa, bahkan banyak yang kembali berkunjung setelah beberapa bulan. “Pagi ini kita bisa lihat antusias wisatawan mancanegara. Keinginan mereka untuk mengetahui budaya kita sangat luar biasa. Inilah kolaborasi nyata antara budaya dan pariwisata,” tambah Denda Dewi.
Gili Air, dengan konsep budaya dan wisata keluarga, semakin mengukuhkan posisinya sebagai destinasi unggulan. Sementara itu, Gili Trawangan tetap menjadi magnet bagi pencari suasana pesta pantai, dan Gili Meno menawarkan ketenangan bagi wisatawan yang mencari kedamaian. Kombinasi unik ketiga gili ini menjadi daya tarik utama pariwisata Lombok Utara.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) KLU, Harun Zaenudin, menjelaskan bahwa festival ini menghadirkan beragam pertunjukan seni, UMKM lokal, hingga ritual budaya khas masyarakat Gili. Puncak acara pada 20 Agustus adalah Larung Sesaji, tradisi tahunan yang dipimpin oleh tokoh adat Gili Air sebagai ritual tolak bala. “Pada tanggal 18 Agustus, kita buka dengan berbagai pertunjukan seni di malam hari, dilanjutkan dengan pameran UMKM. Hari ini, 20 Agustus, menjadi puncak acara dengan Larung Sesaji, sebuah tradisi tahunan yang dipimpin oleh tokoh adat Gili Air,” jelas Harun.

Tradisi Mandi Safar atau Rabo Bontong, yang merupakan budaya turun-temurun dari perantau Sulawesi Selatan, dipercaya sebagai simbol doa keselamatan. Selain ritual adat, festival ini juga mempromosikan kuliner lokal dan mengajak wisatawan berbagi pengalaman di media sosial. BPPD KLU berkomitmen untuk terus menghadirkan event budaya guna menarik lebih banyak wisatawan, termasuk perayaan Maulid yang akan datang.

“Masuknya Gili Festival ke dalam Kharisma Event Nusantara menunjukkan pengakuan nasional atas kekayaan budaya dan potensi ekonomi lokal Lombok Utara. Festival ini memadukan tradisi, seni, dan konservasi dengan latar keindahan Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan,” pungkas Antonio Wasono Imam Prakoso, berharap event ini terus konsisten dan berkembang menjadi magnet wisata unggulan.(get-ris)
#Gili Festival 2025 #memadukan tradisi Mandi Safar dengan pesona Gili Air, Meno, Trawangan. #Terpilih dalam 110 Karisma Event Nusantara, festival ini gaet ribuan wisatawan dan perkuat pariwisata NTB,
Share this content:
Post Comment