Diskominfo KLU Gandeng Densus 88 dan Psikolog Gelar Kampanye SIAP Siber di SMAN 1 Bayan
Lombok utara (Getinsidetv.com) Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Lombok Utara (KLU) melaksanakan kegiatan strategis dalam upaya membangun ketahanan masyarakat di dunia digital. Kegiatan Literasi Keamanan Siber dengan tajuk “Kampanye SIAP Jaga Ruang Siber” ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kominfo KLU, Hairul Anwar, S.Kom., dan dipusatkan di SMAN 1 Bayan pada Senin, 17 November 2025.
Acara ini diikuti oleh lebih dari 1.000 siswa, menunjukkan besarnya perhatian Pemda terhadap isu ini. Keunikan kegiatan ini terletak pada kolaborasi lintas lembaga yang dihadirkan, termasuk narasumber dari Densus Anti Teror 88 Mabes Polri, Dinas Kominfotik Provinsi NTB, dan Psikolog dari Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Lombok Utara.
Kepala Dinas Kominfo Lombok Utara, Hairul Anwar, S.Kom., menyampaikan dalam sambutannya mengenai pentingnya peningkatan literasi digital di kalangan pelajar. Ia menegaskan bahwa sebagai pengguna internet terbesar, generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan ruang siber.

Kadis Kominfo menjelaskan makna dari akronim SIAP yang menjadi tema kampanye. SIAP berarti pelajar harus Sadar, Inisiatif, Aman, dan Peduli dalam setiap aktivitas di dunia digital. Pilar-pilar ini diharapkan dapat menjadi panduan perilaku bagi siswa dalam berselancar di internet.
Hairul Anwar menegaskan bahwa program literasi siber ini bukan hanya sosialisasi sesaat, melainkan investasi jangka panjang bagi Pemda KLU. Tujuannya adalah membentuk generasi Lombok Utara yang cerdas digital, kuat secara mental, dan bebas dari ancaman radikalisme di dunia maya.
Pemda Lombok Utara secara resmi berkomitmen untuk memperluas program literasi digital ini ke semua sekolah di wilayah Lombok Utara. Perluasan ini merupakan langkah konkret untuk memastikan seluruh pelajar mendapatkan pembekalan yang sama dan merata.
Sementara itu, perwakilan dari Dinas Kominfotik Provinsi NTB, Syafrudin, M.H., berfokus pada pemberian edukasi mengenai penggunaan internet secara bijak dan aman. Konten ini menjadi fondasi awal bagi siswa sebelum membahas ancaman yang lebih spesifik.

Kepala SMAN 1 Bayan, Hariyadi, M.Pd., menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kolaborasi lintas lembaga yang dinilai sangat relevan dan dibutuhkan. Ia menyoroti bahwa di era digital, ancaman tidak lagi hanya datang secara fisik, tetapi juga melalui ruang siber.
Sesi yang paling menarik perhatian adalah dari Ipda Hariyadi dari Densus Anti Teror 88 Mabes Polri. Beliau secara khusus menjelaskan pola penyebaran radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di ruang digital serta cara mengenalinya sejak dini. Pembekalan ini sangat penting untuk menangkal ideologi berbahaya.
Ancaman digital tidak hanya bersifat ideologis, tetapi juga psikologis. Yunita Nur Aini, S.Psi., Psikolog dari PPA KLU, memaparkan dampak media digital terhadap kesehatan mental remaja dan pentingnya menjaga keseimbangan dalam aktivitas daring untuk menghindari kecanduan dan tekanan psikologis.
Secara keseluruhan, para narasumber mengajak siswa untuk lebih waspada terhadap ancaman digital, memahami potensi penyalahgunaan media sosial, dan memperkuat ketahanan pribadi di tengah derasnya arus informasi yang beredar.
Kepala Bidang Persandian dan Statistik Kominfo KLU, Sukardin, S.E., selaku penyelenggara, menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya strategis Pemda untuk membangun ketahanan siber masyarakat sejak dini. Tujuannya adalah pemahaman menyeluruh mengenai keamanan informasi dan ancaman siber.
Sukardin menekankan bahwa pelajar tidak hanya harus mahir menggunakan teknologi, tetapi juga mampu melindungi diri dari konten berbahaya, hoaks, dan potensi rekrutmen radikalisme secara online. Kemampuan ini disebut sebagai keterampilan hidup digital yang fundamental.
Sepanjang kegiatan, para siswa menunjukkan antusiasme tinggi, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan. Pertanyaan berkisar dari cara menghindari manipulasi psikologis hingga cara mendeteksi dini tanda-tanda paparan ekstremisme, membuktikan bahwa isu keamanan siber telah menjadi perhatian penting bagi generasi muda KLU.
Kegiatan Kampanye SIAP Jaga Ruang Siber ini menjadi momentum signifikan bagi KLU dalam memperkuat literasi digital pelajar. Kolaborasi antara Diskominfo, Densus 88, dan psikolog menjadi bukti bahwa menjaga ruang digital adalah tanggung jawab bersama dan harus ditanamkan sejak usia sekolah, demi terciptanya generasi KLU yang aman, bijak, dan berdaya di dunia digital.(r15)
Share this content:




Post Comment