Jaga Kearifan Lokal, Najmul Buka Workshop Desa Sadar Kerukunan
Kemenag NTB Apresiasi Lombok Utara di Usia 17 Tahun: Nol Konflik dan Fondasi Toleransi Kuat Menopang Pembangunan Daerah
Lombok Utara (Getinsidetv.com) Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) menegaskan kembali komitmennya dalam memperkuat harmoni sosial melalui nilai-nilai lokal. Bupati Lombok Utara, Dr. H. Najmul Akhyar, S.H., M.H., secara resmi membuka Workshop Desa Sadar Kerukunan yang diselenggarakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lombok Utara. Acara yang mengusung tema “Bersatu dalam Perbedaan Berbasis Kearifan Lokal” ini berpusat di Aula Kantor Desa Bentek, Kecamatan Gangga, pada Kamis, 6 November 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting di bidang agama dan pemerintahan. Turut hadir Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi NTB, H. Zamroni Aziz, S.Hi., M.H., menunjukkan dukungan penuh dari otoritas keagamaan provinsi. Jajaran FKUB KLU hadir lengkap, di antaranya Ketua FKUB, Dr. Lalu Muhsin Effendi Muhtar, M.A., dan Sekretaris FKUB, Marianto, S.H. Partisipasi perwakilan umat beragama, baik Islam, Hindu, maupun Buddha, menegaskan sifat inklusif dari workshop ini.

Dalam sambutannya, Bupati Najmul Akhyar menyampaikan bahwa workshop ini memiliki urgensi tinggi dalam masyarakat KLU yang majemuk. Kegiatan ini dinilai sangat penting dalam memperkuat kehidupan berbangsa dan beragama di tengah masyarakat. Bupati mengapresiasi sinergi antara pemerintah daerah, Kementerian Agama, dan FKUB dalam upaya berkelanjutan membangun keharmonisan sosial berbasis nilai-nilai lokal masyarakat Lombok Utara.
Bupati Najmul menegaskan bahwa kerukunan bukan sekadar nilai etika, melainkan fondasi bagi kesejahteraan. “Kerukunan adalah fondasi kehidupan bermasyarakat,” ujar Bupati. Beliau menjelaskan bahwa ketika umat beragama saling menghormati dan menjaga kenyamanan satu sama lain dalam beribadah, maka kedamaian dan kesejahteraan akan tercipta dengan sendirinya.
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi NTB, H. Zamroni Aziz, S.Hi., M.H., menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kondisi kerukunan yang terjaga dengan baik di Lombok Utara. Beliau menilai bahwa KLU telah menjadi contoh kerukunan yang baik di NTB, bahkan di tengah usia kabupaten yang masih relatif muda.
Zamroni Aziz secara khusus menyoroti usia KLU yang baru menginjak 17 tahun. “Kabupaten Lombok Utara ini merupakan daerah termuda, baru 17 tahun, namun memiliki prestasi yang luar biasa,” ungkapnya. Kemajuan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik, tetapi juga di sektor sosial keagamaan. Hal ini menunjukkan kedewasaan sosial masyarakat KLU.

Meskipun pondok pesantren swasta di KLU tidak sebanyak di kabupaten lain di Pulau Lombok, Zamroni Aziz memberikan catatan positif. Ia menyebutkan bahwa perhatian dan dukungan anggaran dari Pemda Lombok Utara terus mengalir ke lembaga-lembaga keagamaan di daerah ini. Dukungan finansial ini menjadi indikasi komitmen Pemda dalam memajukan sektor keagamaan secara merata.
Zamroni Aziz juga menekankan bahwa keberhasilan pembangunan di Lombok Utara tidak lepas dari satu faktor kunci: kuatnya rasa toleransi dan solidaritas antarumat beragama yang terjalin selama ini. Toleransi menjadi prasyarat sosial agar semua program pembangunan dapat berjalan lancar tanpa hambatan konflik.
Kakanwil Kemenag NTB menggarisbawahi rekam jejak KLU terkait konflik sosial. “Kabupaten Lombok Utara hampir tidak pernah terdengar ada konflik,” tambahnya. Kondisi nol konflik ini menjadi indikator keberhasilan FKUB dan Pemda dalam memelihara stabilitas dan harmoni di tengah keberagaman.
Zamroni Aziz menegaskan korelasi antara kerukunan dan efektivitas program. Program pemerintah, baik daerah maupun pusat, akan berjalan dengan baik jika umatnya hidup rukun. Artinya, stabilitas sosial yang dihasilkan dari kerukunan adalah modal dasar bagi efisiensi administrasi dan pembangunan.
Melalui workshop ini, para peserta diharapkan tidak hanya menerima teori, tetapi dapat memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai toleransi, gotong royong, serta penghormatan terhadap perbedaan sebagai bagian integral dari budaya masyarakat KLU. Nilai-nilai ini harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan workshop ini tidak hanya berfungsi sebagai forum edukasi, tetapi juga menjadi ajang dialog antarumat yang konstruktif. Selain itu, workshop ini merupakan langkah konkret yang dilakukan oleh Pemda KLU dan FKUB dalam memperkuat Desa Sadar Kerukunan di tingkat Desa. Inisiatif ini membawa semangat kerukunan langsung ke akar rumput masyarakat.
Kehadiran Kepala Kantor Kemenag Lombok Utara, Dr. H. Jalalussayuthy, S.S., M.Pd., menunjukkan dukungan kelembagaan di tingkat kabupaten. Kemenag KLU memiliki peran sentral dalam mengawal pembinaan umat beragama dan memastikan program-program FKUB berjalan selaras dengan kebijakan nasional.
Workshop ini menjadi momentum penting bagi masyarakat Lombok Utara untuk terus menjaga nilai-nilai persaudaraan dan keberagaman. Nilai-nilai ini adalah warisan budaya yang harus dilestarikan untuk memastikan masa depan daerah yang harmonis dan damai.
Acara ini sekaligus mempertegas komitmen bersama Pemda dan masyarakat KLU dalam membangun daerah yang damai, sejahtera, dan berkeadaban. Kerukunan yang berbasis kearifan lokal bukan sekadar slogan, tetapi fondasi vital yang menopang keberhasilan KLU di usianya yang tergolong muda.(r15)
Share this content:




Post Comment