Loading Now

Lewat Kesenian Cupak Gurantang, Pemda KLU Perangi Stunting dan Perkawinan Anak

Lewat Kesenian Cupak Gurantang, Pemda KLU Perangi Stunting dan Perkawinan Anak

Lombok Utara (Getinsidetv.com) Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengambil langkah inovatif dalam upaya pencegahan masalah kesehatan dan sosial yang krusial. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KBPMD), Pemda melaksanakan penyuluhan Pencegahan Stunting dan Pencegahan Perkawinan Usia Anak dengan memanfaatkan media Pergelaran Kesenian Cupak Gurantang.

Acara sosialisasi yang memadukan edukasi dan budaya ini dibuka secara langsung oleh Wakil Bupati KLU, Kusmalahadi Syamsuri, S.T., M.T., di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, pada Jumat (21/11).

Turut hadir Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Dr. Drs. Lalu Makripudin, M.Si, Kepala DP2KBPMD KLU Atmaja Gumbara, S.P., M.E., Kadis Lingkungan Hidup KLU Husnul Ahadi, S.K.M., serta Camat Bayan. Kehadiran lintas lembaga ini menegaskan sinergi Pemda dan BKKBN.

Wabup Kus menyampaikan bahwa Pemerintah daerah terus bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak untuk membangun daerah agar lebih maju dan berdaya saing. Beliau menekankan bahwa kegiatan sosialisasi ini bertujuan utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Lombok Utara.

“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas terselenggaranya acara ini dan masyarakat Desa Senaru yang hadir sebagai komitmen bersama menuntaskan stunting di daerah,” tandas Wabup Kus. Partisipasi masyarakat dianggap sebagai kunci keberhasilan program ini.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Lalu Makripudin, M.Si, menjelaskan urgensi masalah ini. Beliau menyampaikan bahwa stunting memiliki dampak negatif yang begitu banyak dari segi kesehatan keluarga. Penurunan stunting menjadi tantangan bagi Indonesia, khususnya di Lombok Utara.

Lalu Makripudin mengapresiasi masyarakat yang hadir dengan antusias. “Harapan kita melalui kesenian Cupak Gurantang masyarakat mendapatkan edukasi tentang pencegahan stunting,” katanya. Kesenian lokal dinilai sangat efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang kompleks kepada masyarakat.

Kepala DP2KBPMD KLU, Atmaja Gumbara, dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan merupakan kolaborasi inovatif antara Dinas DP2KBPMD KLU dengan Kesenian Cupak Gurantang.

Kolaborasi ini difokuskan dalam rangka mensosialisasikan pencegahan pernikahan dini dan stunting. Dua masalah ini menjadi fokus utama pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas generasi muda.

Atmaja Gumbara juga menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya besar pemerintah menuju Generasi Indonesia Emas Tahun 2045. Kualitas SDM yang unggul harus dipersiapkan sejak dini, dimulai dari pencegahan stunting dan perkawinan anak.

Program sosialisasi serupa ternyata telah dilakukan di beberapa kecamatan sebelumnya. Menariknya, implementasi di berbagai wilayah menggunakan media seni tradisional yang berbeda-beda, disesuaikan dengan kearifan lokal setempat.

“Program ini sebelumnya sudah kami lakukan di beberapa kecamatan melalui kesenian Rudat dan di Kecamatan Bayan Desa Senaru kami berkolaborasi dengan **kesenian Cupak Gurantang,” tutup Atmaja Gumbara. Pendekatan berbasis budaya ini meningkatkan daya serap pesan oleh masyarakat.

Penggunaan media kultural seperti Cupak Gurantang dan Rudat jauh lebih efektif daripada sosialisasi formal, karena mampu menyentuh aspek emosional dan kearifan lokal masyarakat, sehingga pesan tentang gizi dan usia ideal menikah lebih mudah diterima.

Pemda KLU menyadari bahwa stunting dan perkawinan anak adalah dua masalah yang saling terkait dan menjadi penghambat serius dalam mewujudkan visi pembangunan daerah. Penanganan keduanya secara terintegrasi adalah kunci.

Dengan suksesnya sosialisasi melalui Cupak Gurantang di Desa Senaru, Lombok Utara menunjukkan model penanganan masalah kesehatan yang cerdas, kreatif, dan berbasis budaya. Komitmen KLU untuk meningkatkan kualitas SDM dan menuju Generasi Emas 2045 melalui sinergi budaya dan kesehatan patut diapresiasi.(r15)

Share this content:

Post Comment

You cannot copy content of this page