Wabup Kusmalahadi Hadiri Mahapuja Waisak KLU: Ajak Umat Buddha Bersatu di Pusat Pemerintahan
Tanjung, GET Inside tv.com – Kebersamaan dan toleransi beragama kembali terwujud di Kabupaten Lombok Utara (KLU). Wakil Bupati Lombok Utara Kusmalahadi Syamsuri menghadiri Mahapuja Waisak 2569 BE yang diselenggarakan oleh Keluarga Buddhis Theravada KLU di halaman Vihara Sangupati, Dusun Lendang Bila, Kecamatan Tanjung, pada Jumat (27/6). Acara ini menjadi simbol kerukunan umat beragama di daerah tersebut.
Perayaan penting ini turut dihadiri oleh Plh. Sekda Provinsi NTB H. Lalu Moh. Faozal yang mewakili Gubernur NTB, Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta, Anggota DPRD Provinsi NTB Sudirsah Sujanto, Kasi Binmas Buddha Kanwil Kemenag Provinsi NTB, para Bhikkhu Sangha, Ketua GOW KLU RR Pungki Kusmalahadi Syamsuri, serta sejumlah undangan lainnya.
Lombok Utara: Miniatur Toleransi dan Destinasi Potensial
Dalam sambutannya, Plh. Sekda NTB H. Lalu Moh. Faozal mengungkapkan kekagumannya terhadap KLU. “Tidak ada kabupaten di Provinsi NTB seindah Lombok Utara. Daerah ini sangat lengkap, dan memiliki toleransi beragama yang sangat tinggi,” pujinya.
Faozal menekankan bahwa modal toleransi ini sangat penting untuk terus merajut kebersamaan dan kolaborasi dalam membangun daerah menuju arah yang lebih baik. Ia juga mengaitkan potensi KLU dengan tiga prioritas pembangunan visi dan misi Gubernur NTB saat ini: pengentasan kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan, dan pariwisata berkelas dunia.
“Dengan keindahan alam yang dimiliki KLU, serta kental dengan budayanya, tentunya tinggal bagaimana dikelola dengan baik,” tambah Faozal, yang pernah menjabat sebagai Kadis Pariwisata NTB. Ia optimistis bahwa keberadaan tiga gili yang menjadi ikon pariwisata dunia dapat membawa kemajuan signifikan bagi KLU dan NTB secara umum.
“Selamat merayakan Mahapuja Waisak bagi umat Buddha KLU. Semoga membawa sukacita dan keberkahan bagi kita dalam memperkuat hubungan antar umat beragama di Lombok Utara,” tutupnya.
Wabup Berharap Mahapuja Waisak Terpusat di Kantor Bupati
Di tempat yang sama, Wakil Bupati Kusmalahadi Syamsuri menyampaikan bahwa umat Buddha merupakan komunitas agama terbesar kedua di KLU setelah umat Islam, dengan jumlah lebih dari sepuluh ribu jiwa. Dengan jumlah yang signifikan, baik aliran Theravada maupun Mahayana, selalu mengadakan kegiatan Waisak atau Mahapuja Waisak setiap tahunnya di lokasi yang berbeda-beda.
Wabup Kusmalahadi mengungkapkan keinginannya agar kedua aliran umat Buddha di KLU dapat menyelenggarakan Mahapuja Waisak di satu lokasi terpusat pada tahun 2026, yaitu di Halaman Kantor Bupati. “Saya ingin keduanya berkumpul di satu tempat untuk mengadakan acara yang sama dalam skala yang lebih besar,” harapnya. Ia juga mengajak semua pihak, khususnya umat Buddha, untuk bersama-sama membangun daerah agar KLU semakin maju.
Vihara Bersejarah dan Keunikan Polres Lombok Utara
Kasi Bimas Buddha Provinsi NTB, Aryadi Satriawira, SH, menjelaskan bahwa Vihara Sangupati memiliki nilai sejarah penting sebagai vihara pertama yang berdiri di Pulau Lombok. Ia mengungkapkan bahwa pascagempa beberapa tahun lalu, Pemprov NTB telah mengucurkan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk membangun kembali vihara ini.
“Saya sampaikan selamat Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE. Semoga umat Buddha diberikan kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan,” ucap Aryadi. Ia menambahkan, data tahun 2021 menunjukkan jumlah umat Buddha di NTB mencapai 11 ribu jiwa dengan 46 vihara. Angka ini akan bertambah menjadi 47 vihara setelah satu vihara lagi diresmikan pada 1 Juli 2025 di Polres Lombok Utara. “Mari kita dukung seluruh program Pemprov NTB dan Pemda KLU, karena di setiap kegiatan keagamaan umat Buddha selalu disokong oleh pemerintah,” pintanya.
Kapolres Lombok Utara AKBP Agus Purwanta turut menegaskan bahwa kerukunan umat beragama di KLU menjadikan daerah ini nomor satu dengan toleransi tertinggi di Provinsi NTB. “Selain itu, Polres Lombok Utara menjadi satu-satunya Polres di NTB yang memiliki empat tempat ibadah di dalamnya, baik itu masjid, gereja, pura, dan vihara,” ungkap Kapolres, menyoroti keunikan toleransi di lingkungan kepolisian.
Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan, Surdianto, melaporkan bahwa meskipun peringatan Hari Raya Waisak telah dilaksanakan pada 12 Mei 2025, umat Buddha menyelenggarakan Mahapuja Waisak ini untuk mengundang seluruh umat Buddha se-KLU di Vihara Sangupati. “Estimasi umat Buddha yang hadir pada hari ini sebanyak 3.000 orang dari vihara-vihara yang berada di KLU,” jelasnya.
Surdianto juga merinci beberapa kegiatan pendukung yang telah dilaksanakan dalam rangka menyongsong Mahapuja Waisak 2025, antara lain pembukaan pendalaman dharma pada 21 April di Vihara Wiriadharma dan kegiatan donor darah bekerja sama dengan RSUD KLU pada 1 Mei 2025. “Acara puncak pada hari ini, 27 Juni 2025, yaitu Mahapuja Waisak, mengusung tema ‘Kebijaksanaan Dasar Keluruhan Bangsa’,” tutup Surdianto.(get)
Share this content:




Post Comment